Bagaimana Kita Menyikapi Marriage is Scary dengan Bijak?

Ketahui apa itu marriage is scary dan bagaimana cara menyikapinya dengan cara yang bijak dalam artikel ini secara lengkap!

Bagaimana Kita Menyikapi Marriage is Scary dengan Bijak?

Picture of Farhan Anggara
Farhan Anggara
Graphic Designer & Digital Marketer
Ketahui apa itu marriage is scary dan bagaimana cara menyikapinya dengan cara yang bijak dalam artikel ini secara lengkap!

Menikah adalah salah satu momen penting dalam hidup kita yang pastinya ditunggu-tunggu. Hal ini wajar dengan menikah, kita dapat membangun bahtera rumah tangga sendiri bersama dengan orang yang kita cintai dan sayangi. Dengan menikah juga kita menyempurnakan sebagian keimanan kepada Sang Pencipta.

Ada banyak hal-hal manis serta indah yang menunggu untuk kedua pasangan yang memutuskan segera menikah. Sayangnya, realita sering kali tidak seindah khayalan kita. Pernikahan yang diharapkan terjadi seumur hidup, malah berakhir dengan kata perceraian dalam waktu yang singkat.

Masih mending jika pernikahan tersebut ‘hanya’ berakhir dengan kata perceraian? Bagaimana jika skenario yang lebih buruk daripada itu terjadi? Semisal pasangan yang ternyata suka main tangan, pasangan yang ternyata memiliki kebiasaan yang tidak dapat ditolerir, perselingkuhan, mertua yang ternyata suka merendahkan profesi menantu, dan lain-lain.

Tidak heran jika istilah Marriage is Scary belakangan ini sedang tren di media sosial. Apa itu marriage is scary? Kita dapat mengartikan marriage is scary sebagai cerminan ketakutan terhadap komitmen dan tantangan pernikahan. Ketakutan ini disebabkan oleh banyak faktor.

Dimulai dari faktor pengalaman negatif yang dialami diri sendiri atau orang lain, mudah disetir oleh orang lain atau media sosial, ketidakstabilan ekonomi, tekanan sosial, ekspektasi yang tidak terpenuhi, dan lain sebagainya.

Lalu, benarkah Marriage Is Scary? Perlu diketahui bahwa rasa takut akan pernikahan yang gagal itu adalah sikap yang wajar sebagai manusia. Hanya saja perlu dipahami bahwa rasa takut yang berlebihan tidak akan membantu Anda mendapatkan pernikahan yang lebih baik.

Sebaliknya Anda harus bersikap dewasa, menyadari bahwa di dalam pernikahan itu bukan hal soal indah, tetapi juga merupakan proses untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih rasional, dan lebih baik daripada sebelumnya.

Di dalam artikel ini, saya berbagi pandangan tentang cara bijak untuk menyikapi tren Marriage Is Scary yang sedang viral belakangan ini. Dimulai dari cara yang pertama yakni:

1. Keterbukaan

Marriage is Scary

Pandangan bijak pertama adalah keterbukaan. Keterbukaan yang dimaksud bukan hanya soal berbagi password media sosial. Lebih dari itu, keterbukaan yang saya maksud adalah ketika Anda menghadapi masalah, maka jangan ragu untuk menceritakan itu kepada pasangan.

Jika pasangan tidak mau bercerita, maka jangan memaksa. Tunggu momen yang tepat dan pastikan pasangan nyaman saat bercerita. Jangan menyela pembicaraan atau berusaha untuk langsung menjadi devil’s advocate. Sebaliknya berusahalah untuk terlebih dahulu memahami posisi pasangan di cerita tersebut.

Validasi emosinya terlebih dahulu, dan jika sudah cukup, barulah Anda masuk dengan memberikan nasehat yang baik. Pastikan Anda dan pasangan selalu memiliki komunikasi yang terbuka, sehat, dan berusaha untuk saling memahami.

Bicarakan baik-baik apa yang Anda atau pasangan Anda tidak sukai dan sukai dari masing-masing. Jangan membiasakan diri untuk melakukan silent treatment.

2. Mencari Teladan yang Baik

Kedua adalah mencari teladan yang baik. Mencari teladan yang baik di sini, bukan berarti Anda membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain. Melainkan Anda yang membandingkan diri Anda untuk dapat menjadi lebih baik seperti orang yang Anda teladani.

Misal Anda menjadikan pasangan AB yang suaminya tampak begitu romantis dengan istrinya. Alih-alih meminta suami Anda untuk menjadi romantis seperti pasangan AB tadi, cari tahu apa yang membuat istri (pasangan AB tersebut) sering mendapatkan perlakuan romantis dari suaminya. Hal ini juga berlaku untuk Anda yang berperan sebagai suami.

Sebisa mungkin untuk mencari teladan yang benar-benar baik dan dapat dipercaya. Agar lebih aman, Anda bisa mencari teladan dari referensi agama Anda sendiri. Semisal Anda adalah seorang muslim, maka Anda dapat menjadikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan istrinya sebagai teladan.

Ingat juga bahwa rumput tetangga akan selalu kelihatan lebih hijau jika rumput di halaman sendiri jarang dilihat atau dirawat.

3. Fokus Pada Pemecahan Masalah Bukan Soal Siapa yang Salah

Marriage is scary

Berikutnya adalah fokus pada pemecahan masalah bukan soal siapa yang salah. Mencari siapa yang bersalah dari permasalahan tertentu, tidak akan menjadikan masalah tersebut selesai begitu saja. Apalagi jika masalah yang dihadapi melibatkan pihak ketiga.

Semisal suami yang mendapati istrinya menjadi korban penipuan investasi bodong. Alih-alih terus menyalahkan istri, Anda sebagai suami terlebih dahulu berusaha memahami mengapa istri ingin berinvestasi. Pahami bahwa ternyata istri ingin membantu perekonomian keluarga menjadi lebih baik.

Setelah itu, pastikan bahwa menjadi tameng pertama untuk istri, dan fokuskan kesalahan pada pelaku penipuan. Perasaan dipahami dan dilindungi ini sudah cukup untuk menjadikan istri sangat bersalah. Di lain waktu, tentu saja istri Anda akan menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak. 

4. Mengakui Kesalahan dengan Tulus dan Komitmen untuk Tidak Mengulanginya

Berikutnya adalah berani mengakui kesalahan dengan tulus. Kata maaf yang baik adalah yang diucapkan tanpa ada kata Tapi di dalamnya. Kata Tapi yang muncul dalam permintaan maaf akan menghapus paksa atau mengkerdilkan kesalahan fatal yang sudah diperbuat.

Kata Tapi juga termasuk ke dalam komunikasi defensif (defensive communication). Komunikasi defensif hanya efektif digunakan ketika Anda sedang berdebat memperjuangkan hak yang benar, bukan mempertahankan bahwa Anda tidak salah 100%.

Contohnya seperti “Iya aku salah sudah tidak hati-hati ikut investasi bodong itu, Tapi aku kan begitu harapannya itu keluarga juga” Komunikasi seperti ini tidak akan melahirkan rasa simpati dan empati dari pasangan. Sebaliknya, komunikasi seperti ini malah akan memperkeruh suasana.

Sebaiknya ucapkan seperti “Maafkan aku, aku salah, aku salah. Aku berjanji untuk lebih berhati-hati”

Baca Juga: 7 Contoh Hard Skill Mahasiswa yang Dicari Dunia Kerja

5. Memberikan Waktu untuk Pasangan Memaafkan

Selanjutnya adalah memberikan waktu untuk pasangan memberikan kata maaf. Nah, di sinilah kesalahan fatal yang sering dibuat oleh pasangan yang melakukan kesalahan. Di mana ketika mereka mengakui kesalahan dan meminta maaf, mereka buru-buru meminta bahkan memaksa pasangan untuk memberikan kata maaf.

Padahal sebagai manusia biasa, kita berhak merasa kecewa dan sedih ketika pasangan melakukan kesalahan yang begitu fatal. Memaksa mereka untuk segera memberikan kata maaf, hanya akan mematikan rasa kemanusiaannya.

Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk mendapatkan kata maaf dari pasangan? Jangan ulangi kesalahan yang sama, dan jadilah pribadi yang lebih baik kepada pasangan. Permintaan maaf yang baik selalu disertai dengan perbuatan yang lebih baik atau menyenangkan.

Lalu, untuk Anda yang bukan di pihak yang salah. Jangan memendam rasa kecewa dan sedih akan kesalahan pasangan berlarut-larut. Sebaliknya mulailah berpikir bahwa ada banyak hal-hal baik yang sudah diberikan pasangan. Mulailah melihat bahwa semenjak kesalahan tersebut, pasangan Anda telah berusaha untuk menjadi lebih baik.

6. Yang Lalu Biarlah Berlalu

memaafkan

Terakhir, adalah melupakan yang sudah berlalu. Apabila kesalahan pasangan di masa lalu sudah Anda berikan kata maaf, maka jangan sekali-kali untuk mengungkitnya dalam pembicaraan. Selain menyakitkan, mengungkit masa lalu pasangan juga menandakan bahwa Anda tidak lagi mempercayainya 100%.

Inilah penjelasan lengkap tentang cara bijak menyikapi marriage is scary. Pandangan atau cara bijak yang saya bagikan ini memang tidak akan mudah untuk dijalankan. Teori yang saya bagikan ini juga tidak dijadikan sebagai satu-satu referensi mengingat kondisi atau situasi setelah menikah itu begitu kompleks.

Untuk itu, jangan lupa berdoa kepada yang Maha Kuasa, minta kepadanya kesabaran hati serta ilmu yang berkah.

Undangan Pernikahan Digital Sannubari

Sannubari

Jika Anda sudah membaca penjelasan di atas, pandangan Anda terhadap marriage is scary mungkin sedikit banyak berubah. Anda mungkin jadi lebih mantap untuk memastikan hari H pernikahan dengan pasangan Anda.

Nah, sebagai informasi tambahan di sini saya akan memberikan rekomendasi Platform Jasa Undangan Pernikahan Digital Terbaik Sannubari. Menggunakan undangan pernikahan berbentuk digital, akan memberikan Anda banyak keuntungan. Beberapa di antaranya seperti:

  • Hemat biaya. Anda tidak perlu lagi memikirkan biaya cetak dan pengiriman undangan yang besar.
  • Praktis. Undangan digital dapat disebarkan secara cepat melalui media sosial tanpa Anda harus mendatangi rumah tamu undangan satu per satu.
  • Fleksibel dan mudah diedit. Apabila terjadi kesalahan penulisan di dalam undangan, Anda bisa langsung mengeditnya tanpa perlu khawatir biaya tambahan untuk print ulang.
  • Mendukung banyak fitur interaktif. Undangan digital memungkinkan Anda untuk memasang banyak fitur canggih, seperti RSVP online, peta lokasi pernikahan digital, musik pengiring yang syahdu, foto dan video interaktif, dan lain sebagainya.
  • Ramah lingkungan. Mengurangi penggunaan kertas sehingga membantu mengurangi limbah fisik dan dampak lingkungan.

Lalu, mengapa saya merekomendasikan Sannubari?

  1. Sannubari memilih banyak desain undangan pernikahan siap pakai dan editable. Ada pilihan desain faceless untuk mereka yang ingin menjaga privasi.
  2. Proses pemesanan mudah dan harga yang bersahabat. Hanya dengan 200 ribu saja, Anda sudah bisa mendapatkan undangan digital pernikahan yang sesuai kebutuhan.
  3. Mendukung banyak fitur-fitur keren, seperti autoplay backsound, galeri foto dan video, RVSP dan Ucapan Online, navigasi lokasi pernikahan, love gift, kutipan ayat atau quote, dan lain sebagainya.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa Anda dapatkan melalui klik link WhatsApp berikut ini: BUAT UNDANGAN ANDA SEGERA!

Share ya!
Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
LinkedIn

satu Respon

  1. Not always marriage is scary.

    Kalau mereka tau sedari awal menikah itu ibadah, maka tetap tenang walau banyak ujian yg datang. Makannya menikah butuh melibatkan Tuhan dan moralitas agama karena segala sesuatu dikembalikan pada syariat. Beda pandangan? Lihat sejarahnya, cek hukumnya, selaraskan pemahaman. Karena sumber dari Tuhan maka kebenarannya absolut, ga relatif seperti nilai moralitas lain (norma sosial) sifatnya subjektif karena manusia itu objek yg serba subjektif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *