Kamu pasti bertanya, gimana si cara move on dari mantan?
Putus cinta itu sering dianggap biasa oleh orang lain. “Ah, tinggal move on aja kok,” begitu kata banyak orang.
Tapi hanya kamu yang tahu betapa sulitnya menjalani hari ketika kenangan masih menempel kuat di hati.
Kamu bisa tertawa bersama teman, sibuk dengan pekerjaan, bahkan terlihat baik-baik saja di sosial media.
Tapi begitu sendiri di kamar, ada perasaan hampa yang tiba-tiba datang tanpa permisi.
Cara move on dari mantan bukan cuma soal melupakan seseorang, tapi juga soal bagaimana kamu berdamai dengan bagian dirimu yang pernah kamu berikan sepenuhnya pada orang itu.
Dan di sinilah banyak orang mencari-cari cara move on dari mantan tanpa menyiksa diri—karena mereka tahu, luka ini tidak kasat mata, tapi terasa berat setiap hari.
Kenapa Move On Itu Sulit?
Satu hal yang jarang dibicarakan adalah: proses cara move on dari mantan hampir sama dengan proses berduka.
Menurut penelitian psikologi, kehilangan pasangan bisa memicu respons emosional yang mirip dengan kehilangan anggota keluarga terdekat.
Ada rasa kehilangan identitas, perasaan kosong, bahkan trauma yang membuat otak sulit menerima kenyataan.
Banyak orang gagal move on bukan karena mereka lemah, tapi karena otaknya masih terikat pada rutinitas yang pernah dibangun bersama mantan.
Wajar kalau tiba-tiba kamu kaget saat bangun tidur dan mimpi mantan semalam terasa begitu nyata—ya, bahkan kadang kita jadi penasaran dengan mimpi mantan pacar artinya apa. Itu semua hanyalah refleksi dari hati yang masih berusaha memproses kehilangan.
Sulitnya move on juga diperparah dengan rasa takut kesepian, cemas kalau tak akan ada orang lain yang mencintai lagi, atau merasa gagal dalam hubungan.
Semua itu bukan sekadar drama, melainkan bagian alami dari otak dan hati yang sedang belajar melepaskan.
Cara Move On dari Mantan Tanpa Menyiksa Diri
Cara move on dari mantan itu bukan berarti kamu harus pura-pura bahagia atau menekan semua rasa sakit.
Justru, cara move on dari mantan yang paling sehat adalah dengan menerima bahwa rasa sakit itu nyata, lalu perlahan belajar melepaskannya. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba:
Izinkan Dirimu Merasa
Banyak orang langsung buru-buru mencari pelarian—entah dengan orang baru, pekerjaan, atau sibuk di sosial media.
Padahal, menolak perasaan justru bikin luka makin lama sembuhnya. Izinkan dirimu sedih, marah, atau kecewa. Itu bagian dari proses penyembuhan.
Kurangi Kontak dan Trigger Kenangan
Kalau kamu masih sering lihat update mantan di media sosial, wajar banget kalau hati terus kebawa balik.
Coba mulai dengan detox digital, entah dengan mute, unfollow, atau bahkan block sementara. Bukan karena benci, tapi karena kamu butuh ruang untuk pulih.
Bangun Rutinitas Baru
Rutinitas lama seringkali identik dengan mantan. Jalan pagi bareng, nonton film bareng, atau sekadar telepon tiap malam.
Cara move on dari mantan yang sehat adalah dengan mengganti kebiasaan lama dengan aktivitas baru.
Misalnya: ikut kelas olahraga, journaling, atau belajar skill baru. Semakin banyak kamu memberi makna baru pada waktumu, semakin mudah hatimu berdamai.
Cari Support System
Teman yang bisa mendengar tanpa menghakimi itu emas.
Kadang, kita hanya butuh seseorang yang mau bilang,
“Aku ada di sini kalau kamu butuh cerita.”
Kalau kamu merasa sendirian, jangan ragu untuk bergabung dengan komunitas atau bahkan mencari bantuan profesional lewat konseling.
Rawat Diri, Bukan Menyiksa Diri
Cara move on dari mantan sering disalahpahami sebagai “harus kuat dan tegar.”
Padahal, yang kamu butuhkan adalah self-care. Mulai dari hal sederhana: tidur cukup, makan teratur, olahraga ringan, sampai meditasi atau journaling.
Penelitian dalam Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa menuliskan perasaan secara rutin bisa menurunkan tingkat kecemasan dan mempercepat proses pemulihan emosional.
Move on bukan berarti melupakan mantan sepenuhnya, tapi belajar menjalani hidup tanpa lagi bergantung pada kehadirannya.
Itu sebabnya, cara move on dari mantan tanpa menyiksa diri adalah dengan berdamai—pelan, tapi pasti.
Hal yang Justru Bikin Move On Jadi Makin Berat
Proses cara move on dari mantan itu sering kali bukan cuma tentang melepaskan, tapi juga soal bagaimana kita memperlakukan diri sendiri selama perjalanan itu.
Sayangnya, ada beberapa hal yang tanpa sadar malah bikin luka jadi makin lama sembuhnya.
a. Terlalu Sering Mengintip Kehidupan Mantan
Kamu mungkin mikir, “Sekadar lihat aja, kok.”
Tapi kenyataannya, setiap kali stalking media sosial mantan, hati kamu kembali diingatkan bahwa dia sudah tidak ada di sisimu.
Semakin sering dilakukan, semakin sulit rasanya untuk benar-benar maju.
b. Membandingkan dengan Orang Baru
Kadang, tanpa sadar kita suka membandingkan diri sendiri dengan pasangan barunya mantan, atau bahkan berharap cepat menemukan pengganti hanya demi bukti diri.
Padahal, langkah ini sering bikin hati semakin hancur karena kita jadi mengukur diri dengan standar orang lain.
c. Memaksa Diri “Harus Kuat”
Ada kalanya orang-orang di sekitar bilang, “Ah, udahlah, jangan cengeng. Move on aja.”
Akhirnya kamu merasa harus terlihat kuat, padahal di dalam hati masih berantakan. Memaksa diri seperti ini justru bikin proses penyembuhan jadi lebih berat, karena kamu menolak untuk jujur pada perasaan sendiri.
d. Mencari Pelarian yang Merusak
Beberapa orang memilih cara instan: tenggelam dalam pekerjaan tanpa henti, mabuk, atau menjalin hubungan rebound.
Sekilas mungkin terasa membantu, tapi sebenarnya itu cuma menunda rasa sakit. Begitu “pelarian” itu berhenti, luka yang sama akan kembali terasa.
e. Menyimpan Barang atau Kenangan
Foto, chat lama, hadiah ulang tahun, sampai playlist lagu kenangan—semua itu bisa jadi pemicu besar.
Menyimpannya memang wajar, tapi jika kamu tidak siap, benda-benda itu hanya akan terus membuka luka.
Kadang kita lupa bahwa move on bukan soal cepat-cepat melupakan, tapi tentang memberikan diri sendiri ruang untuk pulih dengan cara yang sehat.
Menghindari hal-hal di atas bisa jadi langkah penting supaya perjalananmu lebih ringan, tanpa harus menyiksa diri.
Penutup – Move On Itu Proses, Bukan Perlombaan
Move on bukan soal siapa yang lebih cepat melupakan, tapi siapa yang berani jujur pada dirinya sendiri. Setiap orang punya waktunya masing-masing, dan gak ada patokan harus selesai dalam seminggu, sebulan, atau setahun.
Kalau kamu masih merasa berat, itu bukan berarti kamu lemah. Justru itu tanda bahwa kamu benar-benar pernah mencintai dengan tulus. Yang penting sekarang adalah bagaimana kamu bisa belajar berdamai dengan luka, bukan memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja.
Ingatlah, proses ini bukan garis lurus. Ada hari di mana kamu merasa baik, lalu besoknya kembali down. Itu normal. Yang perlu kamu lakukan adalah terus melangkah, sekecil apa pun langkah itu.
Pada akhirnya, move on bukan tentang melupakan orang yang pernah jadi bagian hidupmu, tapi tentang menemukan kembali dirimu sendiri. Kamu berhak sembuh, kamu berhak bahagia, dan kamu berhak membuka lembaran baru tanpa menyiksa dirimu di masa lalu.
✨ Jadi, kalau hari ini kamu masih berjuang, peluklah dirimu erat-erat. Ingatlah: ini bukan lomba, tapi perjalanan panjang yang penuh makna.