Kalo ngomongi soal keinginan diri, kadang kita ngerasa bingung.
Kadang kita hidup seperti sedang memutar lagu yang tidak kita pilih.
Terus berjalan, tapi bukan ke arah yang kita mau.
Pura-pura sibuk, tapi hati sepi.
Dan ketika malam datang, saat semua diam… kita mulai bertanya:
“Sebenarnya, ini hidupku… atau hidup yang dibentuk dari keinginan orang lain?”
Bukan karena nggak tahu harus melakukan apa,
tapi karena terlalu sering mengabaikan sampai lupa sama keinginan diri yang benar-benar kita inginkan.
Hidup rasanya kayak jalan otomatis.
Bangun – kerja – pulang – tidur.
Isi harinya penuh aktivitas, tapi hatinya kosong.
Dan satu pertanyaan tiba-tiba muncul:
“Sebenarnya… keinginan diri ku itu apa?”
Pernah ngerasa kayak gitu juga ga?
Table of Contents
Kenapa Kita Sering Lupa Apa yang Kita Inginkan?
Pernah sadar ga, pas udah remaja atau dewasa, kadang tuh kita lupa sama apa yang kita inginkan.
Jawabannya nggak sesederhana “aku nggak tahu.”
Kadang, kita pernah tahu, tapi terlalu lama memendam.
Karena faktanya kita tumbuh di lingkungan yang menuntut kita untuk realistis.
Untuk “jadi orang sukses,” untuk “pilih yang aman.”
Lama-lama, kita terbiasa hidup sesuai harapan orang lain—bukan diri sendiri.
Dan pelan-pelan…
keinginan itu menguap.
Bukan karena hilang, tapi karena terlupakan.
Bahkan parahnya tuh kadang kita merasa ketakut akan kegagalan untuk mewujudkan keinginan kita.
Menurut Psychology Today, banyak orang dewasa mengalami fase yang disebut “purpose void”—kekosongan arah hidup—karena terlalu lama hidup untuk menyenangkan ekspektasi sosial, bukan keinginan pribadi.
Tanda-Tanda Kalau Kamu Lagi Menjauh dari Keinginan Diri
-
Kamu menjalani hari dengan rasa “nanggung”
-
Sering iri melihat orang lain hidup penuh semangat, tapi kamu bingung kenapa
-
Semua terasa b aja, meskipun “baik-baik saja”
-
Kamu capek—tapi bukan secara fisik, lebih ke jiwa
Kalau kamu ngerasain hal-hal ini,
mungkin sudah waktunya kamu pelan-pelan balik lagi ke dalam diri, dan mencari cara menemukan apa yang kamu inginkan.
5 Cara Menemukan Apa yang Kamu Inginkan
Kalau kamu sudah terlalu jauh melangkah dan lupa sama keinginan sendiri, udah waktunya kamu menyadari dan mewujudkan apa yang kamu ingin.
Tapi kalau kamu sendiri bingung, kamu bisa mencoba beberapa cara ini:
1. Tulis Hal yang Kamu Suka Saat Kecil
Waktu kecil, kamu belum kenal kata “logika” atau “realistis”.
Kamu cuma tahu:
“Aku suka ini, aku bahagia ngelakuin itu.”
Coba tulis semuanya.
Mungkin kamu suka menggambar, nulis cerita, atau memperhatikan langit.
Itu bukan sekadar hobi masa kecil.
Itu bisa jadi petunjuk:
“Siapa aku sebenarnya sebelum dunia menyuruhku jadi siapa-siapa.”
2. Ganti Pertanyaannya: dari ‘Mau Jadi Apa’ → ‘Mau Jadi Siapa?’
Pertanyaan “mau jadi apa?” bikin kita mikir soal profesi, status, pencapaian.
Tapi pertanyaan “mau jadi siapa?” lebih dalam.
Ini soal nilai, arah, dan karakter.
“Aku ingin jadi orang yang penuh kasih.”
“Aku ingin jadi seseorang yang memberi dampak, sekecil apa pun.”
Dan dari situ… kamu akan menemukan jalanmu sendiri.
3. Ciptakan Ruang Hening untuk Diri Sendiri
Kadang, keinginan kita nggak hilang—cuma tenggelam dalam kebisingan.
Coba mulai journaling.
Atau meditasi ringan.
Atau duduk diam 10 menit tanpa HP.
Di ruang hening itu, kamu bisa mulai dengar bisikan hati yang selama ini kamu abaikan.
4. Eksplorasi, Bukan Prestasi
Kamu nggak harus langsung tahu “apa yang aku mau.”
Kadang, jawaban itu muncul saat kamu berani mencoba.
Coba hal baru. Bukan karena kamu harus jago.
Tapi karena kamu pengen tahu:
“Gimana rasanya melakukan sesuatu buat diriku sendiri, tanpa beban, tanpa ekspektasi.”
5. Perhatikan Apa yang Bikin Kamu Lupa Waktu
Kegiatan apa yang bikin kamu tenggelam?
Yang bikin kamu lupa ngecek HP?
Yang bikin kamu tenang tapi hidup?
Sering kali, keinginan terdalam kita tersembunyi di aktivitas yang bikin kita merasa hadir sepenuhnya.
Penutup: Pelan-Pelan, Kamu Akan Tahu
Kalau kamu ngerasa masih belum yakin sama apa yang kamu mau—aku cuma mau bilang: itu nggak apa-apa.
Segala sesuatu yang kamu usahakan itu butuh proses.
Dan nggak semua orang langsung tahu arah hidupnya.
Dan itu… bukan tanda kegagalan. Bukan salahnya kamu juga.
Mungkin sekarang kamu belum punya jawaban utuh.
Tapi dengan mulai bertanya,
kamu sudah mengambil langkah pertama yang penting.
Hari ini, cobalah jujur sedikit saja:
“Kalau hari ini aku boleh jujur tanpa takut… apa yang sebenarnya aku mau?”
Tulis. Rasakan.
Mungkin itu bukan tujuan akhir. Tapi bisa jadi… itu pintu masuknya.