Film Sore: Istri dari Masa Depan bukan cuma tentang perjalanan waktu atau drama romantis. Lebih dari itu, film Sore ini menyajikan pertanyaan eksistensial yang rumit: apakah masa depan bisa diubah? Apakah cinta bisa melawan waktu?
Di awal film, kita dikenalkan pada Jonathan—seorang pria yang hidupnya tampak biasa saja, hingga suatu hari ia terbangun dan mendapati seorang perempuan misterius di kamarnya. “Aku Sore, istri kamu dari masa depan,” ucap perempuan itu.
Kalimat itu jadi titik awal dari segala hal yang membingungkan.
Spoiler Warning, buat kamu yang belum menonton dan nggak pengen kena spoiler, mending nonton dulu filmnya yak..
Time Loop dan Pertanyaan Tentang Takdir
Awalnya, film berjalan maju—memperlihatkan bagaimana Sore berusaha membuat Jonathan mengubah gaya hidupnya agar tidak terkena serangan jantung di masa depan.
Tapi saat Jonathan mengabaikan peringatan Sore, walau memang Sore merasa kesal, tapi ia menerimanya dan berkata:
“Kita mulai lagi dari awal.”
Dan benar saja—alur kembali ke titik pertama, saat Sore pertama kali muncul di kamar Jonathan.
Sejak titik itu, kita dibawa menyadari bahwa Sore terjebak dalam time loop. Setiap kali ia gagal mengubah Jonathan, waktu akan di-reset, dan Sore harus mengulang semuanya dari awal. Tapi ada satu pertanyaan besar yang terus menggantung:
Apakah masa depan benar-benar bisa diubah?
Tiga Hal yang Gak Bisa Diubah: Masa Lalu, Rasa Sakit, dan Kematian
Selama menonton, awalnya aku berasumsi bahwa perputaran waktu adalah karena keinginan Sore yang ingin mengubah Jo.
Dalam setiap loop, Sore akhirnya menyadari bahwa ada tiga hal yang selalu menjadi tembok besar dalam usahanya: masa lalu, rasa sakit, dan kematian.
Ia mencoba pendekatan yang berbeda—termasuk mendorong Jonathan untuk menghadapi masa lalunya dengan menemui sang ayah, sumber luka batin terdalamnya. Tapi sebelum pertemuan itu terjadi, waktu kembali memutar ulang segalanya.
Awalnya aku bingung kenapa waktu berulang lagi waktu mereka hampir ketemu ayahnya, dan diperlihatkan juga Sore yang nampak bingung juga.
Asumsiku akhirnya dipatahkan. Perputaran waktu bukan keinginan Sore. Tapi waktu yang tidak memperbolehkan Sore untuk mengubah masa lalu.
Jadi, sekeras apapun usaha Sore mengubah Jo, pada akhirnya ia tidak bisa mengubahnya.
Sore tidak hanya kesulitan mengubah Jonathan, ia juga mulai goyah terhadap keyakinannya sendiri: apakah cinta sekuat itu? Apakah pengorbanan bisa melawan takdir?
Ketika Realitas dan Waktu Bertabrakan
Di tengah-tengah kebingungan, kita diajak menyelami sisi lain dari kisah ini. Yang dimana Sore melakukan napak tilas di masa depan—mengenang kembali perjalanan hidup Jonathan yang telah tiada karena serangan jantung.
Sore yang masih berduka, pergi ke tempat-tempat yang dulu dikunjungi Jonathan. Di sanalah—dalam kondisi emosional yang kuat, ketika fenomena aurora terjadi di masa depan dan masa lalu secara bersamaan—waktu seakan retak, dan realitas mereka bertabrakan.
Jadi ternyata, ada sebuah scene di Arktik yang memperlihatkan retaknya gletser yang mengindikasikan waktu yang akhirnya retak atau realita yang bertabrakan..
Jonathan di masa lalu dan Sore di masa depan saling “melihat”, bahkan Jonathan bisa melihat tetesan air mata Sore. Ini bukan lagi sekadar time travel biasa, melainkan pengalaman spiritual dan eksistensial yang mencampur aduk antara kenyataan, kesadaran, dan kerinduan.
Ini mengingatkanku dengan film Kimi no Nawa, yang dimana dua orang yang bisa saling bertemu dari timeline yang berbeda (masa lalu dan masa depan).
Sore yang Akhirnya Berdamai: “Aku Sore, Istri Kamu Selamanya.”
Dalam setiap loop, Sore terus mencoba—berharap ada versi di mana Jonathan bisa berubah, sembuh dari luka batin, dan hidup lebih sehat.
Tapi semakin ia mencoba, semakin ia sadar bahwa ini bukan tentang memaksa perubahan, melainkan menerima kenyataan.
Di loop terakhir, Sore tidak lagi berkata “Aku istri dari masa depan,” tapi:
“Aku Sore, istri kamu selamanya.”
Kalimat yang terdengar sederhana, tapi sarat makna—menandakan bahwa Sore akhirnya merelakan semuanya. Ia tak lagi ingin melawan waktu, tak lagi ingin mengubah takdir. Ia hanya ingin mendampingi dalam batas yang waktu izinkan.
Dan saat itulah, kita diperlihatkan aurora merah yang muncul—simbol bahwa waktu telah menerima keputusannya, dan eksistensi Sore sebagai “penjelajah waktu” berakhir.
Timeline Sebenarnya Seperti Apa?
Ini asumsiku sendiri ya. Menurutku timelinenya itu tetep maju.
Sore di masa depan yang melakukan napak tilas, adalah Sore yang telah kehilangan Jo.
Ketika Sore tidur di kapal, kita diperlihatkan transisi dimana Sore terbangun di kamar Jo, seperti awal scene dimana Sore memperkenalkan dirinya sebagai istri dari masa depan.
Beda dengan scene yang lain, menurutku inilah momen pertama kali Sore ada di masa lalu, di kamar Jo. Terbukti dengan ekspresi Sore yang menangis dan langsung memeluk Jo, yang mengartikan kerinduan Sore kepada Jo yang udah tiada.
Disini menurutku, Sore juga belum menyadari kalau dia ada di masa lalu. Sore yang masih berduka dan diizinkan melihat Jo lagi kelihatan sangat emosional. Ia berusaha meyakinkan Jo kalau ia adalah istrinya. Sampai sampai Sore diusir paksa dan bahkan dilaporkan ke polisi.
Seakan waktu memberi kesempatan kepada Sore untuk kembali ke masa lalu untuk sekedar bertemu Jo, bukan untuk mengubahnya.
Ada yang bilang kalau ini adalah sekedar mimpi atau angan-angan Sore ‘jika seandainya’ ia ingin pergi ke masa lalu dan mengubah Jo.
Apakah Masa Depan Bisa Diubah? Atau Hanya Direset?
Setelah semua itu, Jonathan terbangun lagi. Tapi kali ini, realitasnya berubah. Sore tidak ada di sampingnya. Namun, ada sesuatu yang berbeda:
Jonathan mulai menjaga kesehatannya sendiri. Ia mulai memaafkan ayahnya, tanpa perlu bantuan dari siapapun.
Ia tidak ingat Sore. Tapi tubuh dan pikirannya seperti membawa jejak emosional dari semua perjalanan yang tak pernah ia sadari.
Waktu memang tak bisa diubah. Tapi kesadaran bisa tumbuh, bahkan dari peristiwa yang tak kita pahami sepenuhnya.
Baca Juga: Refleksi Film Bila Esok Ibu Tiada: Peran Ibu dalam Hidup Kita
Pertanyaan Soal Ending, Dua Realitas: Lama dan Baru?
Di akhir film Sore, kita diperlihatkan pertemuan Sore dan Jonathan di realitas yang berbeda. Bukan lagi saat pernikahan kakak Jonathan seperti yang dikatakan Sore, tapi saat pameran foto Jo. Mereka berkenalan untuk “pertama kalinya,” tapi ekspresi mereka seperti… pernah saling mengenal.
Saat mereka berjabat tangan, ada getaran yang terasa—seakan semua time loop dan rasa yang pernah ada tersimpan diam-diam dalam alam bawah sadar mereka.
Apakah ini timeline baru? Atau hanya efek dari perjalanan waktu yang tak kita mengerti?
Aku pernah baca teori dari Kimi no Nawa. Ada yang bilang kalau yang terjadi di film Kimi no Nawa adalah ketika kedua realitas bertemu dan menjadi satu, kejadian di realitas awal tergantikan oleh kejadian di realitas baru,
Bisa dikatakan kalau realitas lama (Sore yang kehilangan Jo karena tidak hidup sehat dan meninggal), berpindah ke realitas baru (momen perkenalan awal di pameran Jo), karena realitas awal sudah terhapus. Tapi teori dibantah oleh perkataan Carlo tentang dunia paralel itu tidak ada.
Teori lainnya menurut asumsiku sendiri, realitas dimana Jo meninggal itu tidak pernah ada di kehidupan asli Sore. Menurutku, itu cuma ‘semacam’ perjalanan spiritual Sore yang terjadi secara ajaib, atau mungkin di kehidupan yang lain?
Pertanyaan yang terus menggelitik hingga scene terakhir:
Apakah di realitas baru ini, Jonathan tetap meninggal?
Atau… apakah cinta benar-benar bisa menyelamatkan seseorang, meski tak dikenang?
Coba kamu komen di bawah, aku pengen tahu teori kamu :).
2 Responses
Looping yg terjadi adalh mimpi mereka berdua yg terhubung. Ga berujung karena sore melawan terus (yg bisa stop hanya sore).
Nah pas Sore kabur dan kerja sbg designer (itu lama kan), Jo pun mengalami mimpi yg lama sampai momen mau nikah sama Elsa.
Lalu di endong cerita Sore bilang ”aku istri kamu selamanya” itu menurutku bentuk ikhlas, menerima dan bakal cinta selamanya.
Bisa jadi kalau adegan looping ini adalah mimpi mereka bedua yang terhubung. Karena di realitas asli memang sebenernya Sore tidak kehilangan Jo, atau Sore tidak melakukan perjalanan waktu ke masa lalu..