Kenapa kita sering merasa stuck? Mungkin salah satu jawabannya adalah fixed mindset.
Apa kamu pernah, ngerasa kayak udah effort tapi kok rasanya kayak jalan di tempat?
Udah coba ini-itu, tapi hasilnya.. ya gitu-gitu aja.
Akhirnya muncul pikiran,
“Apa aku memang cuma segini doang ya?”
Tenang, kamu nggak sendirian.
Aku pun pernah ada di fase itu — ngerasa stuck, kecewa, bahkan mempertanyakan diri sendiri.
Dan setelah proses panjang refleksi, aku sadar:
Masalahnya bukan di kurang berusaha.
Masalahnya ada di cara kita memandang diri sendiri.
Ada satu konsep penting yang pelan-pelan membuka mata aku — sesuatu yang diam-diam bisa jadi musuh dalam perjalanan berkembang: fixed mindset.
Apa Itu Fixed Mindset?
Fixed mindset itu… kayak kamu percaya bahwa kualitasmu sudah ditentukan dari lahir.
Kayak ada suara kecil di kepala yang bilang:
“Kalau aku nggak pinter di matematika, ya udah, emang dasar aku bodoh soal itu.”
Atau:
“Kalau gagal sekali, berarti gue emang nggak bakat di sini.”
Menurut Dr. Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford University yang memperkenalkan istilah ini, fixed mindset adalah kepercayaan bahwa bakat, kecerdasan, atau kemampuan itu tetap dan tidak bisa banyak berubah (Dweck, 2006).
Dalam fixed mindset, kegagalan bukan sesuatu yang bisa dipelajari — kegagalan dianggap bukti bahwa kamu “memang nggak berbakat”.
Nggak heran kalau akhirnya banyak orang jadi takut salah, takut mencoba, dan tanpa sadar… menghambat pertumbuhan dirinya sendiri.
Dan ya, aku pun dulu begitu.
Takut mencoba hal baru karena takut ketahuan “nggak jago”.
Padahal kalau dipikir-pikir, semua orang hebat juga pasti pernah bego di awal.
Kalau kamu ingin memahami lebih dalam tentang arti mindset dan bagaimana pola pikir membentuk hidupmu, kamu bisa baca di sini:
Arti Mindset: Rahasia Pola Pikir yang Menentukan Hidupmu
Tanda-Tanda Kamu Terjebak Fixed Mindset
Mungkin kamu bertanya-tanya:
“Apa iya aku punya fixed mindset?”
Coba refleksi sedikit. Kalau beberapa hal ini relate banget sama kamu, bisa jadi kamu memang lagi terjebak:
-
Takut gagal: Rasanya malu banget kalau gagal, sampai lebih milih nggak usah mulai aja sekalian.
-
Mudah menyerah: Baru ketemu tantangan dikit, langsung ngerasa, “Ah, ini emang bukan bidangku.”
-
Pengen instan: Kalau nggak langsung jago, langsung merasa bodoh.
-
Takut belajar hal baru: Bukan karena nggak mau, tapi karena takut kelihatan “gagal” di mata orang lain.
Misal, ada tawaran buat presentasi di depan umum.
Kalau mindset kamu,
“Aku emang dari dulu nggak bisa ngomong di depan orang, ya udah lah,”
itu ciri fixed mindset banget.
Sedikit sharing, dulu aku juga selalu menolak semua kesempatan public speaking.
Bukan karena beneran nggak bisa.
Tapi karena aku takut gagal… dan takut diliat orang sebagai “nggak cukup bagus.”
Kenapa Fixed Mindset Bisa Menghancurkan Perkembanganmu
Bayangkan kalau setiap kali kita menghadapi tantangan, kita langsung berpikir,
“Aku memang tidak cukup pintar.”
“Aku memang tidak berbakat.”
Pelan-pelan, keyakinan itu tumbuh seperti benih.
Semakin kita biarkan, semakin dalam akarnya.
Dan tanpa sadar, kita membatasi langkah sendiri.
Menurut riset dari Journal of Personality and Social Psychology (Dweck, 2000), orang-orang dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan, menyerah lebih cepat, dan merasa terancam oleh kesuksesan orang lain.
Padahal, justru dari kegagalan, tantangan, dan usaha keras itulah pertumbuhan terjadi.
Kalau kita terus terjebak dalam fixed mindset, kita seperti berlari di tempat.
Kita tidak berani melangkah keluar dari zona nyaman,
tidak berani mengejar potensi yang sebenarnya mungkin ada di dalam diri.
Sedihnya lagi, fixed mindset bisa mempengaruhi bukan hanya karier atau pendidikan,
tapi juga hubungan sosial, kesehatan mental, bahkan cara kita memandang hidup ini secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Perlahan Mengubah Fixed Mindset
Mengubah mindset bukan hal instan.
Tapi percayalah, sekecil apa pun langkah yang kita ambil, tetap berarti.
Berikut beberapa hal yang bisa perlahan kita lakukan:
1. Sadari Pola Pikir yang Muncul
Saat kamu menghadapi kegagalan atau tantangan, coba berhenti sejenak.
Tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah aku langsung menganggap diriku gagal? Atau aku bisa melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar?”
Kesadaran adalah langkah pertama untuk perubahan.
2. Ubah Narasi Dalam Pikiran
Daripada berkata,
“Aku tidak berbakat di sini,”
cobalah ubah menjadi,
“Aku masih belajar. Aku bisa berkembang kalau terus mencoba.”
Dalam penelitian di Psychological Science (Dweck, 2012), siswa yang diajarkan tentang growth mindset mengalami peningkatan performa akademis yang signifikan dibandingkan mereka yang tidak.
Artinya, hanya dengan mengubah cara kita berbicara pada diri sendiri, kita sudah membuat perbedaan besar.
3. Lihat Kegagalan Sebagai Bagian dari Proses
Kegagalan bukan bukti bahwa kita tidak mampu.
Kegagalan adalah bukti bahwa kita mencoba.
Semakin sering kita gagal, berarti semakin banyak pelajaran yang kita kumpulkan untuk melangkah lebih baik di masa depan.
Contoh Nyata: Dari Fixed Mindset ke Growth Mindset
Aku ingin cerita sedikit.
Ada seorang teman yang dulunya selalu merasa tidak berbakat dalam public speaking.
Setiap kali diminta maju ke depan, ia menolak karena takut terlihat canggung.
Tapi suatu hari, ia mulai mengubah cara berpikirnya.
Daripada fokus pada ketakutan “bagaimana kalau aku salah?”, ia mulai berkata,
“Bagaimana kalau aku justru bisa belajar dari kesempatan ini?”
Perlahan, ia mulai menerima tantangan kecil:
-
Presentasi kecil di kelas
-
Membawakan materi di komunitas kecil
-
Hingga akhirnya berani berbicara di panggung besar
Sekarang?
Public speaking menjadi salah satu kekuatan terbesarnya.
Bukan karena bakat,
tapi karena kemauan untuk terus mencoba, belajar, dan tumbuh.
Kita semua bisa seperti itu.
Kuncinya bukan di bakat alami, tapi di bagaimana kita memilih untuk memandang perjalanan kita sendiri.
Baca Juga: 5 Contoh Mindset Positif agar Tidak Hancur Saat Gagal
Semua Orang Bisa Tumbuh, Asal Mau Memberi Kesempatan pada Diri Sendiri
Seringkali, kita merasa gagal bukan karena kita benar-benar tidak mampu,
tapi karena kita lebih dulu menyerah pada keyakinan bahwa kita “tidak cukup baik”.
Fixed mindset membuat kita memandang kemampuan seperti sesuatu yang tetap—seakan sudah digariskan, tidak bisa diubah.
Padahal, kenyataannya…
Kita selalu bisa bertumbuh.
Asal kita mau membuka pintu kecil dalam diri sendiri untuk percaya,
bahwa gagal, salah, jatuh—semua itu bukan akhir, tapi bagian dari proses berkembang.
Hidup ini bukan soal siapa yang paling cepat atau siapa yang paling hebat.
Hidup ini tentang siapa yang berani terus mencoba, terus belajar, dan terus mencintai prosesnya.
Kalau saat ini kamu merasa terjebak, tidak apa-apa.
Kamu sudah mengambil langkah pertama hanya dengan mau menyadarinya.
Dan ingat:
Setiap hari, kamu selalu punya kesempatan baru untuk mulai percaya pada dirimu sendiri. 🌷