Sebagai manusia biasa, kadang kita merenung dan mempertanyakan arti tujuan hidup..
Pernah gak sih, kamu duduk sendiri… di pojok kamar, lampu udah mati, tapi pikiran belum juga bisa tenang?
Kamu mulai bertanya dalam diam:
“Aku ini sebenernya lagi jalan ke mana, ya?”
Hari-hari terasa biasa aja.
Bangun tidur, kerja, ngerjain hal yang sama, lalu tidur lagi.
Gak ada yang salah, tapi juga gak ada yang benar-benar bikin hidup terasa penuh.
Kamu lihat orang lain di media sosial yang udah jadi “ini itu”—punya bisnis, udah nikah, dapat beasiswa, atau keliling dunia.
Sementara kamu masih berjuang bangun pagi dan ngerasa hidupmu kayak jalan di tempat.
Di titik itu, kamu mulai bertanya:
“Apa arti tujuan hidup buat manusia biasa kayak aku?”
Dan mungkin… itulah titik awal dari perjalanan sebenarnya.
Bukan ketika kamu udah tahu jawabannya,
tapi ketika kamu mulai cukup berani untuk bertanya.
Apa Itu Tujuan Hidup? Kenapa Semua Orang Pasti Akan Bertanya?
Kalau ditanya, “Apa sih arti tujuan hidup kamu?”
Beberapa orang bisa jawab cepat:
“Mau jadi pengusaha sukses.”
“Mau bahagiain orang tua.”
“Mau keliling dunia.”
Tapi buat sebagian besar dari kita—yang hidupnya gak selalu linear atau penuh pencapaian—pertanyaan itu justru bikin gugup.
Karena jujur aja, kadang kita gak tahu.
Dan ternyata, itu wajar.
Menurut Viktor Frankl, seorang psikiater dan penyintas kamp konsentrasi Nazi,
“Arti tujuan hidup bukan sesuatu yang diciptakan, tapi ditemukan.”
“Dan proses menemukannya adalah yang memberi makna pada penderitaan manusia.”
Dalam bukunya Man’s Search for Meaning, Frankl menjelaskan bahwa manusia bukan cuma ingin bahagia—tapi ingin merasa bahwa hidupnya berarti.
Bahwa yang mereka jalani itu gak sia-sia. Bahwa ada nilai dari semua yang sudah dilewati.
Dalam ranah psikologi positif, studi dari The Journal of Positive Psychology (Steger et al., 2009) menemukan bahwa seseorang yang memiliki sense of purpose atau arti tujuan hidup yang kuat cenderung punya tingkat kepuasan hidup lebih tinggi, serta kesehatan mental yang lebih stabil.
Artinya, mencari arti tujuan hidup itu bukan cuma proses eksistensial.
Tapi kebutuhan dasar manusia.
Bukan kemewahan untuk dipikirkan saat senggang—tapi sesuatu yang melekat pada rasa “siapa aku, dan kenapa aku ada di sini?”
Karena tanpa arah, kita gak benar-benar berjalan—kita cuma bertahan.
Arti Tujuan Hidup untuk Manusia Biasa (Yang Gak Harus Sempurna)
Kadang kita salah sangka.
Kita pikir arti tujuan hidup itu harus besar.
Harus bisa diucapkan dengan lantang dan bikin orang bilang, “Wah, hebat ya hidupmu.”
Padahal, buat sebagian dari kita… tujuan hidup itu sesederhana bisa bangun pagi tanpa sesak di dada.
Atau bisa pulang ke rumah dan merasa gak hampa.
Tujuan hidup gak selalu berbentuk pencapaian.
Kadang, ia hadir dalam bentuk kehadiran.
Kamu gak harus jadi CEO, motivator, atau orang yang viral di media sosial untuk punya arti.
Kadang, kamu cukup jadi orang yang selalu dengerin temannya tanpa menghakimi.
Cukup jadi anak yang tetap pulang walau rumah gak selalu nyaman.
Cukup jadi seseorang yang gak menyerah meski hidup lagi gak berpihak.
Dalam psikologi positif, makna hidup sering kali ditemukan lewat “engagement” dan “meaningful relationships”—bukan lewat status sosial.
Penelitian dari Michael Steger (2009) juga menekankan bahwa bahkan aktivitas sehari-hari seperti membantu orang lain, merawat hewan, atau merawat diri sendiri bisa memberi kontribusi besar pada perasaan bermakna.
Jadi, meski kamu merasa “biasa-biasa aja,”
bukan berarti hidupmu gak punya arah.
Mungkin kamu cuma belum sadar bahwa kamu sudah berjalan—meski pelan.
Faktor yang Membentuk Tujuan Hidup
Kalau kamu ngerasa belum nemu arti tujuan hidupmu, itu bukan berarti kamu salah.
Karena sejatinya, setiap orang punya proses yang beda-beda.
Dan arti tujuan hidup itu bukan ditemukan dalam satu malam.
Ia dibentuk, dipengaruhi, dan kadang… digeser ulang seiring waktu berjalan.
Berikut beberapa faktor yang biasanya membentuk arah dan makna hidup seseorang:
1. Nilai Personal yang Kamu Pegang
Apa yang paling penting buat kamu?
Keadilan, cinta, kebebasan, ketenangan?
Nilai-nilai ini jadi pondasi dari semua pilihanmu. Dan dari sanalah arah hidup mulai terbentuk.
2. Lingkungan dan Pengalaman Hidup
Kita dibentuk oleh cerita-cerita di sekitar kita.
Keluarga, teman, tempat kita tumbuh… semuanya sedikit banyak memengaruhi cara kita memaknai hidup.
3. Rasa Kehilangan atau Luka yang Pernah Dialami
Sering kali, dari kehilangan yang paling dalam—kita belajar tentang makna.
Banyak orang menemukan arti tujuan hidup justru setelah merasa hancur.
Karena dari puing-puing, mereka mulai membangun ulang dengan lebih sadar.
4. Hal-Hal Kecil yang Bikin Kamu Ngerasa “Hidup”
Apa yang bikin matamu berbinar?
Apa yang bikin kamu lupa waktu?
Kadang, arti tujuan hidup bersembunyi dalam rutinitas kecil yang kamu ulang tanpa sadar.
5. Pertanyaan yang Diam-Diam Selalu Kamu Ulang di Kepala
Setiap orang punya “pertanyaan hidup” yang gak selalu terucap, tapi sering muncul di saat-saat sunyi.
“Apa aku cukup?”
“Apa hidupku berarti?”
Pertanyaan-pertanyaan ini adalah petunjuk. Dengarkan mereka.
Arti tujuan hidup itu bukan benda yang bisa kamu temukan di ujung jalan.
Tapi proses panjang yang kamu rasakan lewat luka, hubungan, pencarian, dan keberanian untuk terus bertanya.
Ketika Tujuan Hidup Terasa Kabur dan Kita Gak Tahu Harus Ke Mana
Ada masa-masa dalam hidup di mana semuanya terasa… buram.
Hari-hari jalan terus, tapi kamu gak tahu kamu lagi menuju ke mana.
Gak ada excitement. Gak ada semangat. Cuma rutinitas yang terasa makin kosong.
Mungkin kamu gak benar-benar kehilangan arah.
Mungkin kamu cuma kehilangan rasa.
Dan kamu mulai bertanya:
“Apakah ini semua ada artinya?”
“Apa aku lagi menjalani sesuatu yang benar, atau cuma ngikutin alur?”
Rasa seperti ini normal. Bahkan manusia paling hebat pun pernah ngerasain itu.
Studi dari Journal of Clinical Psychology (2021) mencatat bahwa lebih dari 60% orang dewasa di usia 20–40 tahun mengalami fase yang disebut “existential vacuum”—kondisi di mana seseorang merasa hampa dan mempertanyakan makna hidupnya, meski tampak baik-baik saja dari luar.
Kadang kita terlalu sibuk, sampai lupa merasakan.
Kadang kita terlalu banyak mikir “harusnya jadi siapa”, sampai lupa bertanya “apa yang bikin aku merasa hidup?”
Dan gak jarang, tekanan sosial—“kapan sukses?”, “kapan nikah?”, “kerja di mana?”—membuat kita merasa gagal padahal… kita cuma belum menemukan jalan yang cocok untuk diri kita sendiri.
Tujuan hidup itu bukan GPS yang ngasih petunjuk belok kiri atau kanan.
Tapi semacam cahaya redup… yang kadang terlihat jelas, kadang samar, tapi selalu ada kalau kamu cukup tenang untuk melihatnya.
Baca Juga: Apa Tujuan Hidup yang ingin Kamu Temukan Secara Jujur?
Cara Pelan-Pelan Menemukan Arti Tujuan Hidup
Menemukan arti tujuan hidup bukan tentang harus langsung tahu mau jadi siapa dalam lima tahun ke depan.
Kadang, itu soal keberanian untuk diam sejenak… dan mendengarkan isi diri.
Berikut ini beberapa cara kecil tapi berarti, yang bisa kamu mulai hari ini:
1. Tulis Hal-Hal yang Bikin Kamu Merasa Hidup
Bukan hal besar. Cukup tulis:
-
Momen yang bikin kamu lupa waktu
-
Aktivitas yang bikin kamu senyum sendiri
-
Orang yang selalu bikin kamu pengen jadi versi terbaik dirimu
Kumpulan kecil ini bisa jadi petunjuk tentang hal yang paling penting buatmu.
2. Terlibat dalam Hal yang Bermakna (Sekecil Apa pun)
Bantu teman, jadi pendengar yang baik, ikut komunitas, berbagi cerita—semua ini bisa bikin hidup terasa lebih utuh.
Penelitian dari Greater Good Science Center, UC Berkeley menunjukkan bahwa kontribusi sosial adalah salah satu pendorong kuat munculnya perasaan bermakna dalam hidup.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hasil Akhir
Kamu gak harus tahu semua jawabannya sekarang.
Tujuan hidup bukan tentang sampai duluan, tapi tentang bagaimana kamu berjalan.
4. Izinkan Tujuan Hidupmu Berubah
Gak apa-apa kalau hari ini kamu pengen A, tapi tahun depan berubah jadi B.
Tujuan hidup itu cair.
Dan perubahan bukan tanda kamu bingung—tapi tanda kamu bertumbuh.
5. Bertanya ke Diri Sendiri, Bukan Meniru Orang Lain
“Apa yang bikin aku merasa hidup?”
“Apa yang mau aku banggakan dari hidupku nanti?”
“Kalau besok gak ada lagi waktu, hal apa yang pengen aku lakuin hari ini?”
Pertanyaan kayak gini mungkin gak langsung ngasih jawaban.
Tapi mereka ngebuka pintu untuk mengenali lagi diri sendiri.
Kamu gak harus jadi orang besar untuk punya arah.
Kamu cuma perlu cukup jujur untuk bertanya, dan cukup sabar untuk mendengarkan jawabannya dari dalam dirimu sendiri.
Penutup – Menjadi Manusia Biasa yang Gak Kehilangan Arah
Hidup gak selalu harus besar.
Gak semua orang ditakdirkan jadi inspirasi, motivator, atau orang yang disebut-sebut banyak orang.
Dan itu gak apa-apa.
Kadang, arti tujuan hidup hadir dalam bentuk paling sederhana:
bisa bangun pagi dengan tenang, bisa pulang ke rumah yang bikin lega,
bisa jadi seseorang yang tulus dengerin orang lain bercerita.
Jadi, pelan-pelan aja ya.
Karena jadi manusia biasa yang gak kehilangan arah… itu juga udah luar biasa.