Pernah kepikiran nggak sih, apa tujuan hidup yang sebenarnya tuh kayak gimana?
Atau kamu pernah, duduk sendiriam, semuanya terasa tenang, tapi justru ada bagian dari diri yang terasa kosong?
Kayak nggak ada masalah besar, nggak ada drama. Tapi juga nggak ada semangat hidup.
Hidup kayak… terasa datar aja gitu. Hidup berjalan terus, tapi nggak tahu arahnya mau ke mana.
Lalu tiba-tiba pertanyaan itu muncul, “Sebenarnya, aku ini hidup buat apa sih?”
Kalimat sederhana, tapi efeknya bisa bikin kita terdiam cukup lama.
Kita mulai mikir: apa tujuan hidup ku sebenarnya?, apa yang selama ini aku kejar?, dan kenapa kok masih merasa kosong padahal secara logika semua baik-baik aja?
Aku juga pernah ada di titik itu. Dan jujur, itu bukan titik yang menyenangkan.
Tapi di sisi lain, mungkin itu justru titik awal dari proses mengenal diri yang sebenarnya.
“Tujuan hidup bukan sesuatu yang datang tiba-tiba. Tapi sesuatu yang pelan-pelan kita temukan ketika kita jujur sama diri sendiri.”
Kenapa Pertanyaan Ini Sulit Dijawab?
Pernah nyadar nggak, sedari kecil kita dibesarkan bukan untuk mengenal diri—tapi untuk memenuhi standar.
Kita dituntut untuk jadi “anak pintar”, “anak sukses”, “harus berprestasi”, tanpa pernah ditanya:
“Apa yang sebenernya kamu pengen?”
Kita itu tumbuh dalam budaya memenuhi standar orang.
Umur 25 harus udah punya tabungan.
Umur 30 harus udah nikah.
Umur 25 harus punya rumah.
Padahal kenyataannya… hidup nggak semudah dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
Makanya wajar banget kalau kita sering kesulitan menjawab pertanyaan “apa tujuan hidup manusia?” atau bahkan “apa tujuan hidup saya?”
Sebuah studi dari Journal of Positive Psychology tahun 2016 menunjukkan bahwa mayoritas orang usia 20–35 tahun mengalami masa krisis makna hidup—dan itu normal.
Mereka tahu mereka harus menjalani hidup, tapi tidak tahu untuk apa hidup itu dijalani.
Kita terlalu sibuk melihat ke luar—standar sosial, pencapaian orang lain, apa yang terlihat keren di media sosial—sampai lupa mendengarkan diri sendiri.
Dan inilah kenapa kita merasa kosong.
Karena apa yang sedang kita jalani… mungkin bukan hidup yang benar-benar kita inginkan.
Baca Juga: Sebuah Cara Menemukan Tujuan Hidup yang Benar-benar Bermakna
Cara Menemukan Apa Tujuan Hidup Secara Jujur
Nemuin apa tujuan hidup itu nggak kayak nemu barang yang hilang—langsung ketemu dan selesai.
Prosesnya pelan-pelan, butuh kejujuran, dan yang paling penting: butuh ruang untuk dengar suara hati sendiri.
Tapi tenang, ini bukan sesuatu yang terlalu filosofis kok.
Aku percaya, kita bisa mulai dari hal kecil. Dari yang paling sederhana.
1. Tanyakan Hal yang Paling Sederhana: “Apa yang Bikin Aku Bahagia?”
Serius deh, ini pertanyaan sederhana tapi jawabannya bisa mengubah banyak hal.
Coba tarik napas dalam-dalam… dan jujur ke diri sendiri:
“Apa hal kecil yang bikin aku tersenyum belakangan ini?”
“Apa aktivitas yang bikin waktu terasa cepat banget karena aku menikmatinya?”
“Kalau aku bisa melakukan satu hal seumur hidup, tanpa dibayar pun, aku tetap mau… itu apa?”
Tujuan hidup sering kali bersembunyi di balik hal-hal sederhana yang kita nikmati.
Yang bikin hati kita hangat, bukan yang bikin orang lain kagum.
2. Lakukan Journaling dengan Pertanyaan Reflektif
Journaling bukan sekadar nulis keluh kesah, tapi cara buat mengenal diri.
Coba tulis pertanyaan ini dan jawab tanpa filter:
-
Apa hal yang paling sering aku pikirkan diam-diam?
-
Apa impian yang selalu aku tunda karena takut gagal?
-
Hal apa yang ingin aku wariskan kalau suatu hari aku nggak ada?
Menulis seperti ini bukan buat cari jawaban cepat, tapi buat mendekat ke dalam diri sendiri. Semakin sering kamu jujur di tulisan, semakin dekat kamu sama apa tujuan hidup mu.
3. Uji dengan Pengalaman, Bukan Hanya Pikiran
Kadang kita mikir, “kayaknya aku passion di sini deh…” Tapi kita nggak pernah nyoba langsung.
Coba dulu. Ambil langkah kecil.
Kalau kamu penasaran dengan dunia menulis, coba tulis satu artikel.
Kalau kamu penasaran kerja sosial, ikut volunteering sehari.
Tujuan hidup itu bukan sekadar ditemukan, tapi juga diciptakan lewat pengalaman.
Dan pengalaman akan menunjukkan mana yang benar-benar mengisi, dan mana yang cuma kelihatan menarik dari luar.
4. Dengarkan Suara Tubuh dan Emosi
Kalau kamu menjalani sesuatu dan terus merasa berat, lelah, nggak punya energi, coba berhenti sebentar.
Tubuhmu sedang berbicara.
Tujuan hidup yang selaras dengan diri itu terasa ringan, meski tetap menantang.
Bukan berarti selalu mudah, tapi kamu akan merasa “pantas” ada di jalur itu.
Dikutip dari studi Stanford University’s Center on Adolescence, mereka menemukan bahwa remaja dan dewasa muda yang merasa punya “purpose” hidup menunjukkan tingkat kesehatan mental yang lebih baik dan merasa hidupnya lebih berarti.
Jadi, kalau kamu mau menemukan apa tujuan hidup mu—mulailah dari mendengarkan tubuh dan emosi kamu juga.
Karena mereka seringkali tahu duluan sebelum pikiranmu sadar.
Tanda-Tanda Kamu Sudah Mulai Menemukan Apa Tujuan Hidup
Kadang kita suka nanya, “Emang kalau udah nemuin apa tujuan hidup tuh gimana rasanya?”
Jawabannya nggak selalu dramatis, kayak tiba-tiba dapet pencerahan dari langit.
Tapi lebih ke perasaan yang pelan-pelan muncul dalam keseharian. Nah, ini beberapa tanda kamu udah mulai nemuin arah:
1. Kamu Nggak Lagi Gampang Iri
Bukan berarti nggak pernah ngerasa insecure. Tapi ketika kamu tahu arah yang kamu tuju, kamu jadi lebih fokus sama jalanmu sendiri.
Kamu bisa ngeliat pencapaian orang lain dan bilang, “Bagus buat dia. Tapi aku juga punya jalanku sendiri.”
2. Kamu Merasa Punya Energi Meski Capek
Ada rasa puas yang aneh saat kamu capek karena ngerjain sesuatu yang kamu yakini.
Capeknya ada, tapi juga ada rasa “worth it” karena kamu tahu ini bagian dari perjalananmu.
3. Kamu Bisa Mengambil Keputusan Lebih Tegas
Ketika kamu tahu apa yang kamu tuju, kamu jadi lebih bisa milih mana yang perlu dikatakan “iya” dan mana yang lebih baik dijawab “nggak”.
Kamu mulai tahu, “hal ini nggak selaras sama aku” atau “kayaknya ini bisa jadi bagian dari prosesku.”
4. Kamu Nggak Lagi Takut Gagal Sebesar Dulu
Bukan karena kamu jadi super percaya diri, tapi karena kamu tahu:
“Ini semua bagian dari perjalanan. Kalau gagal ya belajar, kalau berhasil ya bersyukur.”
Dan mindset ini bikin kamu lebih tahan banting.
Jawaban Nggak Datang Seketika, Tapi Akan Tiba Kalau Kamu Siap
Farhan pernah ngerasa, nyari jawaban apa tujuan hidup itu kayak lari maraton dalam kabut.
Kita jalan pelan-pelan, terus bertanya-tanya… “Bener nggak sih jalan ini?”
Tapi suatu hari, di tengah proses itu, kamu bakal nyadar:
“Oh, ternyata semua yang aku lakuin selama ini ngarah ke titik ini.”
Nggak perlu buru-buru. Nggak usah maksa tahu semuanya sekarang.
Tujuan hidup itu nggak selalu harus besar, bombastis, atau bikin dunia ternganga.
Kadang, tujuan hidup sesimpel: bikin orang sekitar kita merasa lebih hangat.
Atau: menjadi versi terbaik dari diri sendiri setiap hari.
Yang penting, kamu terus berjalan. Terus jujur sama diri sendiri. Terus nanya, terus ngerasain.
Karena semakin kamu kenal dirimu, semakin dekat kamu dengan apa yang kamu cari.