Share

Overthinking dalam Hubungan Sosial

Picture of Farhan Anggara
Farhan Anggara
Graphic Designer & Digital Marketer
Merasa seseorang tidak menyukaimu tanpa bukti nyata? Overthinking dalam hubungan sosial itu buruk. Simak cara mengatasi kecemasan ini..
Overthinking dalam Hubungan Sosial

Ketika kamu memiliki hubungan sosial, tak jarang jika saat tertentu kamu akan merasakan overthinking dan berpikir bahwa mungkin ada temanmu yang tidak menyukaimu..

Itu fakta yang tidak bisa dihindari dan bisa saja terjadi kepada siapapun seenggaknya selama berjalannya hidup.

Hubungan sosial itu rumit, apalagi ketika kamu memiliki banyak hubungan kepada orang lain.

“Pernahkah nggak sih kamu merasa seseorang membencimu, padahal kamu tidak tahu pasti apakah itu benar?”

Saya menulis ini karena terinspirasi dari seorang teman yang bercerita sedang mengalami kecemasan dengan teman kantornya.

Kita bisa merasakan yang namanya overthinking, karena mungkin sedang mengalami salah satu peristiwa tidak enak dengan individu lain.

Contohnya, ketika temanmu tidak lagi mengajakmu untuk nongkrong bersama. Kamu mungkin akan berfikir bahwan mereka tidak lagi menyukaimu.

Overthinking tentang Hubungan Dengan Orang Lain

Perasaan takut tidak disukai orang lain itu suatu hal yang wajar bagi seorang manusia, karena sejatinya manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain.

Secara alami, manusia itu selalu memiliki dan membawa sifat ingin diterima di lingkungan sosial.

Manusia dapat hidup berkembang dengan lingkungan sosial yang dimilikinya.

Tapi terkadang respon otak menyerang dengan pikiran yang menciptakan spekulasi negatif tanpa bukti yang nyata.

Seperti berandai-andai bahwa apa yang kamu lakukan mungkin tidak dapat diterima orang lain hingga akhirnya mereka tidak menyukaimu.

Menurut American Psychological Association, overthinking dapat memicu stres yang tidak perlu dan berdampak negatif pada kesejahteraan emosional.

Fakta, atau Sekedar Ketakutan?

Kadang, kita itu lebih percaya pada asumsi liar daripada kenyataannya.

Asumsi seperti itu yang akhirnya dapat merusak pikiran kita sehingga itu akan mengubah respon kita terhadap lingkungan sosial.

Seperti halnya yang tadinya kita ingin berbuat baik kepada sesama tapi karena asumsi itu akhirnya kita mengurungkan niat baik itu.

Sulit menerima kenyataan bahwa secara alami kita akan merubah perilaku ketika kita tidak memiliki respon yang diharapkan dalam lingkungan tersebut.

Harusnya, yang perlu kita lakukan adalah membedakan kecemasan tersebut apakah berdasar atau hanya overthinking belaka.

Pertama, mencari bukti nyata dan memvalidasinya. Kedua, berinteraksi dengan yang bersangkutan untuk membenarkan overthinking tersebut. Ketiga, melihat responnya langsung.

Dari sinilah kita bisa menemukan pembenaran tentang fakta yang sesungguhnya atau sekedar spekulasi negatif yang berujung pada sebuah ketakutan.

Mengatasi Overthinking dalam Lingkungan Sosial

Banyaknya pikiran yang belum bisa dibenarkan faktanya itu sangat mengganggu.

Itu bisa mempengaruhi banyak faktor dalam berjalannya hidup, seperti mempengaruhi perkembangan diri, pekerjaan/karir, bahkan interaksi dalam lingkungan sosial.

Dan jika hal itu dibiarkan, besar kemungkinan dapat menyebabkan depresi.

Supaya kita bisa melanjutkan hidup secara normal dan baik-baik saja adalah mengatasi overthinking tersebut dan menghilangkannya.

Bagaimana caranya?

Cara Mandiri: melakukan journaling, memperkuat self-awareness, melakukan meditasi, menerapkan self-compassion.

Journaling, adalah ketika kamu menuliskan segala beban pikiran km dalam sebuah tulisan di buku.

Self Awareness juga penting untuk disadari untuk membuat hidup lebih baik dengan mengenali diri kita sendiri.

Dan Self-Compassion adalah melatih diri untuk tidak kebiasaan menyalahkan diri sendiri.

Cara-cara tersebut adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan kebiasaan overthinking secara mandiri.

Alternatifnya, kamu bisa meminta pertolongan orang lain seperti halnya mencari masukan atau saran dari teman dekat atau keluarga.

Lebih disarankan lagi ketika kamu mendatangin dan meminta bantuan professional seperti psikolog atau psikiater..

Kesimpulannya..

Tidak semua orang menyukai kita, dan itu tidak masalah..

Tidak perlu untuk menjadi seseorang yang sempurna atau bisa melakukan apapun hanya untuk disukai orang lain.

Karena kita adalah manusia yang tidak akan pernah sempurna, maka tidak apa jika kita tidak disukai seseorang.

Fokuslah pada tujuan utama adalah dengan menjadi pribadi yang lebih baik tanpa pengorbanan ketenangan diri.

Lanjutkan hidup dengan tanpa mencari validasi dari orang lain. Ketenangan diri itu lebih penting dari segalanya!

“You wouldn’t worry so much about what others think of you if you realized how seldom they do.” — Eleanor Roosevelt

Share ya!
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *