Self-Care Bukan Egois: Kenapa Kita Harus Melakukan Sesuatu untuk Diri Sendiri

Picture of Farhan Anggara
Farhan Anggara
Graphic Designer & Digital Marketer
Self-care bukan egois. Pelajari bagaimana melakukan self-care tanpa merasa bersalah dan mengapa ini penting untuk kesehatan mental.
self-care bukan egois

Pernah kah kamu mendengar, Self-Care bukan Egois?

Pernah nggak kamu ingin meluangkan waktu untuk diri sendiri, tapi merasa bersalah karena takut dianggap egois?

Ada masa di mana aku merasa bahwa setiap waktu luang harus dihabiskan untuk sesuatu yang “produktif” atau membantu orang lain.

Saat aku ingin mengambil waktu untuk istirahat, atau istilah jaman sekarang “me time”, kadang rasanya itu egois.

Tapi semakin kesini, aku menyadari bahwa self-care bukan egois, melainkan bentuk investasi untuk diri sendiri.

Kita sering diajarkan untuk mendahulukan orang lain, tapi bagaimana kalau kitanya kelelahan?

Bagaimana bisa kita memberikan yang terbaik untuk orang lain tapi kita sendiri tidak dalam kondisi yang baik?

Apa Itu Self-Care dan Mengapa Itu Penting?

Self-care bukan egois sering disalahartikan sebagai yang mahal atau mewah, seperti spa, liburan, atau belanja besar-besaran.

Padahal kenyataannya self-care adalah tindakan sederhana yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan fisik, mental, dan emosional.

Menurut World Health Organization (WHO), self-care berperan penting dalam meningkatkan kesehatan psikologis, mengurangi stres, dan mencegah burnout. Ini bukan sekadar “me time,” tetapi langkah untuk memastikan bahwa kita tetap sehat dan bahagia.

Contohnya:

  • Tidur cukup agar tubuh dan pikiran bisa berfungsi dengan baik.
  • Menolak pekerjaan tambahan jika sudah merasa terlalu lelah.
  • Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang membuat kita merasa nyaman.
  • Menulis jurnal atau membaca buku untuk menenangkan pikiran.

Tanpa self-care, kita bisa merasa terbebani, stres, dan akhirnya kehilangan keseimbangan dalam hidup.

Kenapa Self-Care Bukan Egois?

Terkadang orang itu menganggap bahwa melakukan untuk diri sendiri itu egois.

Padahal self-care bukan egois.

  • Self-care: Tujuannya untuk merawat diri supaya tetap sehat dan mampu menjalani kehidupan dengan lebih baik.
  • Egoisme: Hanya peduli pada diri sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan atau kebutuhan orang lain.

Contoh:

  • Self-care: Mengambil waktu istirahat setelah hari yang melelahkan agar lebih fokus dan produktif keesokan harinya.
  • Egois: Mengabaikan tanggung jawab atau menyakiti orang lain demi kepentingan pribadi.

Menerapkan self-care bukan berarti kita acuh pada orang lain.

Sebaliknya, ketika kita lebih sehat dan bahagia maka kita bisa memberikan sesuatu yang baik untuk orang lain.

Bagaimana Melakukan Self-Care Tanpa Merasa Bersalah?

Aku sering mendengar cerita kalau beberapa orang masih kesulitan untuk melakukan self-care.

Banyak yang tetap khawatir saat mengabaikan permintaan orang lain, padahal diri sendiri masih butuh perhatian.

1. Ubah Mindset: Merawat Diri adalah Kebutuhan, Bukan Kemewahan

Tidak sedikit orang menganggap bahwa self-care itu sesuatu yang boleh dilakukan ketika sedang kelelahan.

Padahal, merawat diri itu bagian dari kebutuhan dasar hidup.

Bayangkan jika kamu mengisi bahan bakar mobil ketika sudah habis bensin. Tentu sulit untuk menjalankan mobil itu dengan baik.

Begitu juga dengan diri kita. Self-care bukan tindakan yang cuman dilakuin pas udah lagi cape aja, tapi dilakuin secara rutin.

2. Mulai dari Hal Kecil yang Membuatmu Bahagia

Self-care tidak harus melakukan sesuatu yang besar atau mahal.

Kadang, hal kecil yang dilakukan dengan konsisten itu bisa memberikan dampak besar. Salah satunya adalah memulai habit baru.

Atau contoh lainnya adalah:

  • Minum teh atau kopi favorit sambil menikmati pagi yang tenang.
  • Membaca buku yang sudah lama ingin dibaca.
  • Mendengarkan musik yang menenangkan.
  • Berjalan-jalan di alam untuk menyegarkan pikiran.
  • Menghabiskan waktu sendirian tanpa gangguan gadget.

3. Tetapkan Batasan yang Sehat (Healthy Boundaries)

Salah satu contoh self-care yang sering diacuhkan itu kemampuan diri untuk berkata “tidak”.

Kita sering merasa harus selalu berkata “iya” untuk menyenangkan orang lain, meskipun pada akhirnya akan menguras energi kita sendiri.

Padahal dengan mengatakan “tidak” pada hal-hal yang membebani itu adalah bentuk self-care.

Contoh:

  • Menolak pekerjaan tambahan saat sudah merasa lelah.
  • Menjauh dari lingkungan yang toxic.
  • Tidak merasa berkewajiban untuk selalu membalas pesan atau telepon dengan cepat.

Menjaga batasan yang sehat bukan berarti kita tidak peduli pada orang lain, tetapi justru membantu kita menjaga hubungan yang lebih sehat dan seimbang.

Contoh Self-Care yang Bisa Dilakukan Setiap Hari

Self-care bukan hanya satu aspek dalam hidup, tetapi melibatkan keseimbangan antara fisik, mental, emosional, dan spiritual. Berikut beberapa contohnya:

  • Self-Care Fisik: Tidur cukup, makan makanan sehat, berolahraga ringan.
  • Self-Care Mental: Membaca buku inspiratif, meditasi, mengurangi konsumsi media sosial yang negatif.
  • Self-Care Emosional: Menulis jurnal, berbicara dengan teman yang suportif, terapi jika diperlukan.
  • Self-Care Spiritual: Berdoa, bermeditasi, atau sekadar menghabiskan waktu sendiri untuk refleksi diri.

Kamu bisa pilih bentuk self-care yang paling sesuai dengan kebutuhanmu dan nikmati prosesnya.

Self-Care adalah Bentuk Cinta Diri, Bukan Egoisme

Pada akhirnya, kita harus ingat bahwa self-care bukan egois.

Justru, merawat diri adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Saat kita merasa cukup, bahagia, dan sehat, kita akan lebih mudah berbagi energi positif kepada orang lain.

Jadi, jangan takut untuk meluangkan waktu untuk dirimu sendiri.

“You can’t pour from an empty cup. Take care of yourself first.”

Mulai hari ini, coba lakukan satu hal sederhana untuk dirimu sendiri. Kamu pantas mendapatkannya. 😊

 

Share ya!
Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *