Di era digital, banyak yang mencari tahu cara meningkatkan personal branding.
Pernah nggak, kamu ngerasa udah kerja keras banget, udah tampil sebaik mungkin, udah ngasih effort penuh—tapi tetap aja kayaknya nggak dianggap?
Kamu datang ke forum atau komunitas, ikut diskusi, kasih pendapat yang bagus, tapi beberapa hari kemudian… kamu bahkan nggak diingat siapa namamu.
Aku pernah. Dan rasanya bikin mikir,
“Apa aku nggak cukup menarik ya? Apa aku terlalu biasa?”
Padahal dalam hati tahu, aku punya sesuatu buat dibagi.
Ternyata, masalahnya bukan karena aku nggak cukup bagus. Tapi karena aku belum cukup terlihat.
Bukan terlihat dalam artian cari perhatian, ya.
Tapi belum punya cara meningkatkan personal branding yang bisa bikin orang lain tahu siapa aku, apa yang aku perjuangkan, dan kenapa aku layak diingat.
Dan itulah kenapa, menurutku, penting banget buat tahu cara meningkatkan personal branding.
Supaya kita nggak cuma sekadar hadir di dunia ini, tapi juga ninggalin jejak yang bermakna.
Apa Itu Personal Branding, dan Kenapa Harus Dipikirin?
Jangan bayangin cara meningkatkan personal branding itu cuma buat selebgram, influencer, atau tokoh publik.
Justru sekarang, semua orang punya branding-nya sendiri—sadar atau nggak sadar.
Fungsi personal branding itu kayak cara orang lain melihat dan mengingat kita.
Gimana cara kita bicara, hal apa yang kita bagikan di media sosial, nilai apa yang kita tunjukkan, dan gimana kita memperlakukan orang lain.
Semua itu membentuk persepsi.
Menurut Forbes, 70% recruiter sekarang ngecek media sosial kandidat sebelum menghubungi mereka.
Artinya, jejak digital kita itu penting. Nggak harus punya ribuan followers, tapi jelas, konsisten, dan mencerminkan diri kita yang sebenarnya.
Karena branding yang kuat bukan tentang menjadi orang lain, tapi jadi versi paling jujur dan jelas dari diri kita sendiri.
Baca Artikel Lengkapnya: Personal Branding Adalah: Arti, Manfaat & 4 Cara Membangun
Kenapa Orang Lain Bisa Lebih Diingat daripada Kita?
Pernah nggak kamu kepikiran,
“Kok si A gampang banget ya dikenal?”
Padahal, secara skill kita setara. Secara karya, bahkan kita bisa aja lebih unggul.
Tapi tetap aja, dia lebih duluan dipanggil, dia lebih duluan dipercaya, dia lebih sering dilihat.
Nah, di sinilah cara meningkatkan personal branding main peran penting.
Konsistensi dan kejelasan pesan adalah kuncinya.
Orang-orang yang mudah diingat itu biasanya punya gaya komunikasi yang khas, pesan yang konsisten, dan nggak takut menunjukkan siapa dirinya.
Mereka bukan selalu yang paling hebat, tapi mereka tahu cara menunjukkan keunikan mereka dengan tulus dan jujur.
Aku belajar banyak dari mereka. Bukan untuk meniru, tapi untuk menemukan caraku sendiri dalam menunjukkan kehadiran.
Karena branding yang kuat bukan soal bersaing jadi yang paling menonjol, tapi jadi yang paling bisa dikenang.
5 Cara Meningkatkan Personal Branding agar Lebih Diingat
Aku nggak bakal kasih kamu tips yang terlalu teknis atau template yang kaku.
Tapi ini adalah beberapa cara yang real, yang aku alami dan pelajari sendiri—yang bisa bantu kamu membangun cara meningkatkan personal branding secara alami tapi tetap berdampak.
1. Temukan Nilai Diri yang Mau Kamu Tunjukkan
Semua dimulai dari mengenal diri sendiri. Tanyakan:
-
Nilai apa yang paling penting buat kamu?
-
Apa yang ingin kamu perjuangkan?
-
Bagaimana kamu ingin dilihat dan diingat oleh orang lain?
Kalau kamu ingin dikenal sebagai pribadi yang tulus, ya tunjukkan ketulusan itu lewat tindakan dan tulisan.
Kalau kamu peduli soal kesehatan mental, bangun percakapan yang nyambung ke sana.
Personal branding bukan topeng, tapi cermin. Dan cermin itu harus bersih, supaya orang lain bisa benar-benar melihat siapa kamu.
“Your brand is what people say about you when you’re not in the room.” – Jeff Bezos
2. Konsisten dalam Gaya Bicara dan Cerita
Aku sadar, gaya menulis yang aku bangun selama ini di Farhangga bukan kebetulan.
Aku emang pengen ngobrol kayak teman, dengan pendekatan reflektif, jujur, dan punya rasa.
Nah, kamu juga bisa mulai dari hal kecil. Misalnya:
-
Pakai gaya bahasa yang konsisten di caption Instagram, Threads, atau artikel.
-
Ceritakan pengalaman personal, bukan teori doang.
-
Jangan takut menunjukkan kerentanan atau kebingungan—karena itu yang bikin kamu terasa manusia.
3. Bangun Jejak Digital yang Nyambung
Cara meningkatkan personal branding bukan cuma soal media sosial, tapi jejak digital kamu di mana-mana.
Pastikan semua itu nyambung dan nggak bikin bingung orang yang baru mengenalmu.
Contoh:
-
Di bio Instagram kamu tulis: “Aku suka cerita tentang kesehatan mental dan self-growth.”
-
Tapi di feed kamu isinya random banget, nggak ada benang merah.
Kalau begitu, orang bakal kesulitan untuk memahami siapa kamu dan apa yang kamu perjuangkan.
Jadi penting banget buat bikin semua platform kamu punya tone yang selaras.
4. Bagikan Cerita, Bukan Cuma Informasi
Orang lebih mudah ingat cerita dibandingkan angka atau teori. Cerita itu punya rasa. Punya emosi.
Kalau kamu ingin cara meningkatkan personal branding-mu kuat, ceritakan perjalanan kamu.
Ceritakan proses jatuh-bangunmu.
Ceritakan kegagalan, keresahan, dan hal-hal yang kamu pelajari di baliknya.
Cerita adalah jembatan antara kamu dan mereka yang sedang mengalami hal serupa.
5. Jadi Versi Paling Otentik dari Diri Sendiri
Nggak perlu berusaha jadi seperti orang yang kamu anggap “sukses”.
Justru orang akan lebih tertarik pada keaslian kamu.
Personal branding yang kuat itu terasa dari hati. Kalau kamu berpura-pura jadi orang lain, lama-lama capek sendiri.
Tapi kalau kamu bangun branding dari kejujuran dan kepedulian, kamu akan bertumbuh secara alami.
Baca Juga: 4 Manfaat Personal Branding yang Sering Diabaikan Orang
Personal Branding Itu Proses, Bukan Pameran
Kadang kita mikir cara meningkatkan personal branding itu soal pencitraan.
Soal bikin feeds yang estetik. Bikin kesan “sempurna” di mata orang. Padahal, justru itu yang bikin orang gampang burn out.
Kalau cara meningkatkan personal branding kamu bikin kamu lelah, mungkin kamu sedang pamer—bukan jujur pada diri sendiri.
Aku pernah ngerasain sendiri, terlalu mikirin konten, terlalu mikirin “ini akan dilihat orang gimana ya?”, sampai akhirnya lupa tujuan awal kenapa bikin ini semua.
Padahal, personal branding itu bukan buat disukai semua orang, tapi buat membangun koneksi yang tulus dan autentik.
Branding yang baik bukan tentang jadi populer. Tapi tentang jadi dipercaya.
Dan kepercayaan itu dibangun dari proses. Dari perjalanan. Dari jatuh-bangun kamu yang kamu ceritakan, dari kejujuran kamu, dari konsistensi kamu.
Ingat, branding kamu nggak harus sempurna. Tapi harus manusiawi.
Baca Juga: Ciri-Ciri Personal Branding yang Autentik & Bukan Pencitraan
Kalau Nggak Kamu yang Kenalkan Dirimu, Siapa Lagi?
Kita hidup di dunia yang penuh informasi. Kalau kamu nggak memperkenalkan siapa kamu sebenarnya, orang lain bisa salah paham. Atau bahkan nggak pernah tahu keberadaanmu.
Personal branding itu bukan ajang cari perhatian.
Tapi ajang buat kamu jujur—pada diri sendiri dan orang lain.
Ketika kamu tahu siapa dirimu dan kamu mulai membagikannya ke dunia, kamu akan menarik orang-orang yang nyambung, yang relate, dan yang mungkin sedang butuh cerita kamu untuk bertahan hari ini.
Jadi, beranilah memperkenalkan dirimu ke dunia.
Dengan caramu.
Dengan ceritamu.
Dengan versimu yang paling tulus.
“The most powerful personal brands are built on vulnerability and truth.” – Farhangga 😄