5 Strategi Personal Branding yang Relevan di Era Digital

Picture of Farhan Anggara
Farhan Anggara
Graphic Designer & Digital Marketer
Pelajari strategi personal branding yang relevan di era digital. Mulai bangun citra dirimu dari sekarang dengan cara yang jujur & penuh makna.
Strategi personal branding di era digital yang membangun kepercayaan diri

Kita semua punya cerita… Tapi gimana biar didenger? Mungkin kita perlu memahami strategi personal branding.

Kamu pernah ngerasa nggak…
Kayak kamu udah berusaha banyak hal, punya cerita yang nggak semua orang tahu, tapi tetap aja kayaknya nggak ada yang benar-benar melihat siapa kamu?

Di era sekarang, semuanya serba cepat. Semua orang berlomba jadi “terlihat.”

Dan kadang, tanpa sadar, kita pun ikut terpacu. Pingin dikenal. Pingin dihargai. Pingin bisa nunjukkin bahwa

“aku juga punya sesuatu yang bisa dibagi.”

Nah… itulah kenapa strategi personal branding itu penting.

Bukan biar kelihatan keren atau palsu. Tapi supaya dunia bisa lebih tahu…

Siapa kamu. Apa yang kamu perjuangkan. Dan kenapa itu penting.

Apa Sih Sebenarnya Personal Branding Itu?

Personal branding itu bukan soal bikin logo buat diri sendiri.
Atau bikin feed Instagram yang seragam dan estetik.

Personal branding itu… tentang bagaimana kamu dikenal.

Bagaimana orang lain melihat kamu.
Dan yang paling penting: apa yang mereka ingat tentangmu.

Misalnya:

Kalau kamu seorang graphic designer, kamu pingin orang-orang langsung keinget kamu tiap kali mereka butuh desain yang clean dan kreatif.

Atau kalau kamu seorang penulis, kamu pingin dikenal sebagai sosok yang tulisannya selalu bisa menyentuh hati.

Intinya, personal branding itu cara kamu ngasih “jejak rasa” ke orang lain.

Supaya mereka tahu, “Oh, ini lho… yang bisa aku percaya buat urusan ini.”

Tanda-Tanda Kamu Perlu Bangun Personal Branding

Sekarang coba deh jujur ke diri sendiri…

  • Kamu pernah ngerasa kerja kerasmu nggak kelihatan?

  • Kamu punya banyak ide atau keahlian, tapi orang lain nggak tahu?

  • Kamu udah sering posting, tapi bingung mau dikenal sebagai apa?

Kalau iya…
Itu tandanya kamu belum benar-benar punya arah yang jelas soal personal branding.

Dan tenang, kamu nggak sendirian.

Banyak dari kita mikir, “Kayaknya belum perlu deh branding-brandingan gitu…”

Padahal, personal branding itu bukan buat yang udah sukses aja.

Tapi justru buat kamu yang lagi merintis. Biar lebih kelihatan. Biar lebih dipercaya. Biar kamu bisa buka peluang yang sebelumnya mungkin nggak pernah kamu kira.

5 Strategi Personal Branding yang Relevan Sekarang

Personal branding itu bukan tentang siapa yang paling keras ngomong,
tapi siapa yang paling jujur nunjukkin dirinya.

Nah, kalau kamu lagi mulai atau ngerasa bingung dari mana harus memulai…

Ini 5 strategi personal branding yang bisa kamu pakai buat ngebangun personal branding—yang bukan cuma relevan, tapi juga nyambung sama siapa diri kamu sebenarnya.

1. Temukan Core Message Kamu

Coba tanya ke diri sendiri:

“Aku pingin dikenal sebagai orang seperti apa, sih?”

Jawaban ini jadi fondasi semua yang kamu lakukan.
Misalnya, kamu suka nulis soal self-growth dan healing, berarti core message kamu bisa tentang “berproses tanpa ngebandingin diri.”

Pesannya harus sederhana, tapi dalam.

Dan paling penting: harus jujur dari hati.

2. Tampil Konsisten di Platform yang Kamu Pilih

Nggak harus semua media sosial kamu kuasai.
Mulailah dari satu atau dua platform yang paling kamu nyaman.

Misalnya, kamu suka nulis panjang—mulai dari blog.
Atau kamu visual banget? Coba main di Instagram dan Pinterest.

Yang penting: tone, gaya, dan pesanmu tetap konsisten.

Supaya orang bisa langsung “ngeh” setiap kali lihat konten kamu.

3. Ceritakan Perjalanan, Bukan Pencapaian Aja

Orang itu nggak cuma tertarik sama hasil akhir.

Mereka justru lebih tersentuh sama proses jatuh-bangunnya.

Ceritain proses kamu, keresahan kamu, dan apa yang kamu pelajari.

Karena dari situ, orang merasa terhubung.

Mereka lihat kamu bukan sebagai orang yang “sudah jadi,”

tapi teman yang lagi berjuang juga—sama seperti mereka.

Studi dari Edelman Trust Barometer (2022) menunjukkan bahwa audiens kini lebih percaya pada individu yang transparan soal proses dan perjuangannya dibandingkan yang hanya pamer hasil akhir.

4. Bangun Kredibilitas Lewat Nilai Tambah

Kamu nggak perlu sok tahu. Tapi kamu perlu punya value yang bisa dibagi.

Misalnya, kamu bisa kasih tips ringan, insight dari buku yang kamu baca, atau cerita reflektif dari pengalamanmu sendiri.

Nilai tambah ini bikin kamu jadi punya “tempat” di kepala (dan hati) audiens.

Mereka tahu, tiap kali lihat konten kamu—selalu ada sesuatu yang bisa mereka ambil.

5. Terhubung dan Tumbuh Bareng Komunitas

Personal branding yang kuat bukan dibangun sendirian.

Gabung ke komunitas yang relevan. Bangun koneksi. Berinteraksi.

Bukan buat jualan, tapi buat ngobrol dan belajar.

Dari situ, kamu bukan cuma membangun audiens,
tapi juga membangun hubungan yang lebih tulus dan jangka panjang.

Sama halnya seperti menemukan tujuan hidup yang bermakna, membangun personal branding pun butuh waktu dan refleksi yang jujur.

Pertanyaan Soal Strategi Personal Branding

Apa itu personal branding?
Personal branding adalah cara seseorang membentuk persepsi tentang dirinya sendiri di mata publik, dengan menunjukkan nilai, keunikan, dan keahlian secara konsisten.

Kenapa personal branding penting?
Karena di era digital, banyak kesempatan datang bukan cuma dari CV atau ijazah, tapi dari bagaimana kamu dikenal dan dipercaya orang lain—baik secara online maupun offline.

Apa contoh strategi personal branding yang efektif?
Contohnya: menentukan core message, membangun kehadiran di media sosial, membagikan cerita perjalanan hidup, memberikan nilai tambah, dan aktif di komunitas yang sesuai.

Kamu Nggak Harus Hebat untuk Dimulai

Personal branding itu bukan soal jadi “paling.”
Bukan siapa yang paling banyak follower, paling sering muncul, atau paling lancar ngomong.

Tapi soal keberanian buat mulai.
Berani cerita. Berani nunjukin siapa diri kamu, tanpa harus selalu sempurna.

Kamu nggak harus hebat dulu untuk dimulai.
Justru dengan memulai—dengan jujur dan konsisten—kamu pelan-pelan akan jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

Ingat, personal branding bukan tentang membangun “image,”
tapi membangun kepercayaan.
Dan kepercayaan datang dari ketulusan.

Jadi kalau kamu hari ini masih ragu,
masih takut dinilai,
masih bingung harus gimana…

Nggak apa-apa.
Pelan-pelan aja.
Yang penting, kamu mulai. 🌱

Share ya!
Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
LinkedIn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *