Refleksi Film Bila Esok Ibu Tiada: Peran Ibu dalam Hidup Kita

Picture of Farhan Anggara
Farhan Anggara
Graphic Designer & Digital Marketer
Peran ibu dalam hidup sangat berharga. Refleksi dari film Bila Esok Ibu Tiada ini mengajarkan betapa pentingnya menghargai ibu sebelum semuanya terlambat.
Peran Ibu dalam Hidup Kita

Ada sebuah refleksi yang aku pelajari dalam film Bila Esok Ibu Tiadayaitu soal peran ibu dalam hidup.

Pernah sadar nggak, ada banyak nilai dalam hidup yang baru kita sadari setelah kehilangannya?

Salah satunya adalah sosok ibu. Kehadirannya sering dianggap sebagai sesuatu yang pasti.

Sampai suatu hari kita menyadari bahwa tidak ada lagi tempat untuk pulang, tidak ada lagi panggilan sederhana menanyakan, “Sudah Makan?”.

Film Bila Esok Ibu Tiada, menggambarkan perasaan ini dengan sangat menyentuh.

Bagaimana kehilangan seorang ibu bisa mengubah hidup anak-anaknya secara drastis.

Sama halnya dengan kehidupan nyata, peran ibu dalam hidup itu bukan cuma tempat bersandar, tapi juga pondasi dalam perjalanan hidup.

Ketika menonton film ini, aku ingat bagaimana peran ibu dalam hidup selalu jadi pusat dari setiap langkah yang aku ambil.

Ia adalah suara yang selalu memberiku semangat, tangan yang merawat, dan hati yang selalu memahami tanpa perlu banyak bicara.

Tapi, apakah aku sudah cukup menghargai keberadaannya?

Peran Ibu dalam Hidup: Membentuk Karakter Anak

Peran ibu dalam keluarga bukan cuma sekedar yang melahirkan kita. Tapi juga guru pertama yang mengajarkan banyak hal.

Sering, tanpa kita sadari, prinsip dan nilai yang kita pegang dalam hidup berasal dari ajaran sederhana yang ibu tanam sejak kecil.

Beberapa nilai kehidupan yang diajarkan oleh ibu:

  1. Kesabaran dan ketulusan. Aku ingat bagaimana ibuku selalu sabar menghadapi kesalahan kecil yang aku buat. Ia tidak pernah lelah mengingatkan dengan caranya sendiri.
  2. Kemandirian dan tanggung jawab. Ia tidak membiarkanku tumbuh menjadi seseorang yang bergantung pada orang lain. “Kamu harus bisa bertahan sendiri, Nak,” katanya suatu hari saat aku ragu-ragu mengambil keputusan besar.
  3. Kasih sayang dan empati. Pelajaran terbesar yang aku dapatkan adalah bagaimana ia selalu menempatkan dirinya dalam posisi orang lain sebelum menilai atau menghakimi.

Ketika kehilangan ibu, kita tidak cuma kehilangan sosoknya. Tapi juga sumber dari banyak nilai hidup yang telah tertanam dalam diri kita.

Tapi yang perlu kita ingat, warisan terbaik seorang ibu bukan benda atu harta, tapi nilai-nilai yang ia tinggalkan dalam diri kita.

Refleksi film Bila Esok Ibu Tiada: Menghadapi Hidup Setelah Kehilangan Ibu

Bila esok ibu tiada
Scene film bila esok ibu tiada

Nggak ada yang bisa siap kehilangan ibu.

Bahkan jika kita tahu kapan waktunya tiba, rasanya tidak akan bisa kita terima.

Bagaimana cara melanjutkan hidup setelah kehilangan seseorang yang selama ini menjadi tempat kita pulang?

Setiap orang punya cara sendiri, tapi setidaknya ada beberapa cara yang bisa kita lakukan:

  • Menghargai setiap kenangan. Kenangan bukan sesuatu yang harus dihindari, tetapi sesuatu yang bisa menjadi pengingat bahwa kita pernah dicintai tanpa syarat.
  • Menerapkan nilai dan ajaran ibu dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita tidak bisa lagi mendengar nasihatnya secara langsung, tetapi kita bisa menerapkannya dalam setiap keputusan yang kita ambil.
  • Menjaga hubungan dengan keluarga. Kehilangan ibu sering kali membuat kita semakin sadar betapa pentingnya menjaga hubungan dengan saudara dan keluarga lainnya.

Aku pernah mendengar, cinta seorang ibu itu tidak akan pernah hilang.

Ia tetap akan ada disetiap langkah kita, cara kita berbicara, cara kita memperlakukan orang lain, dan cara kita menghadapi hidup harus tetap berjalan.

Menghargai Waktu Bersama Ibu Selagi Masih Ada

Saat menonton film Bila Esok Ibu Tiada, aku menyadari bahwa mungkin kita akan sibuk dengan rutinitas sehari-hari.

Sampai akhirnya lupa bahwa waktu bersama ibu itu tidak akan pernah bisa bertahan lama.

Kita mungkin berpikir, bahwa kita selalu bisa menundanya, menelponnya nanti, mengunjunginya lain hari.

Tapi bagaimana kalau seandainya “lain kali” itu tidak pernah datang?

Belajar dari film tersebut, hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk bisa menghargai ibu adalah:

  1. Luangkan waktu lebih banyak bersamanya. Tidak harus selalu lama, tapi hadir dengan penuh perhatian ketika bersama.
  2. Ungkapkan rasa sayang dan terima kasih. Jangan ragu untuk mengatakan, “Terima kasih, Bu,” atau “Aku sayang Ibu.” Kalimat sederhana yang mungkin jarang kita ucapkan, tapi sangat berarti baginya.
  3. Bantu meringankan beban ibu dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin dengan pekerjaan rumah, atau sekadar mendengarkan ceritanya dengan penuh perhatian.

Aku bertanya pada diriku sendiri,

“Apa aku sudah cukup menghargai ibuku?”, “apa aku sudah mengatakan betapa aku menyayanginya sebelum terlambat?”

Jika kamu membaca ini, mungkin ini saatnya untuk meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan hal yang sama.

Warisan Cinta Seorang Ibu

Ibu, mungkin tidak bisa selalu hadir secara fisik dalam hidup kita, tapi cinta dan ajarannya akan tetap bertahan selamanya.

Film Bila Esok Ibu Tiada menjadi pengingat bahwa kehilangan ibu adalah kehilangan yang mendalam, tapi juga kesempatan untuk meneruskan apa yang telah ia ajarkan pada kita.

Hari ini, aku ingin mengajak kamu untuk lebih menghargai ibu selagi masih ada kesempatan.

Jika ibu masih ada, peluklah, ucapkan terima kasih, dan habiskan waktu bersamanya sebelum terlambat.

Kalau ibu sudah tiada, kenanglah dengan penuh cinta, dan lanjutkan hidup dengan menerapkan nilai-nilai yang telah ia tanam.

“Cinta seorang ibu adalah bahan bakar yang memungkinkan manusia biasa melakukan hal-hal yang mustahil.” – Marion C. Garretty

Terima kasih, Ibu. Untuk segalanya.

bila esok ibu tiada
Film yang terinspirasi dari Buku yang berjudul sama
Share ya!
Facebook
X
Pinterest
WhatsApp
LinkedIn

2 Responses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *